Wednesday, December 15, 2010

Adam Malik

H. Adam Malik (Pematang Siantar, 22 Juli 1917-Bandung, 5 September 1984) adalah mantan Menteri Indonesia. Ia pernah menjabat Menteri Luar Negeri Kabinet Pembangunan I. Beliau juga pernah menjadi Wakil Presiden Indonesia yang ketiga pada masa Kabinet Pembangunan III. Setelah lulus HIS, Adam bekerja menjaga toko "Murah" di seberang bioskop Deli. Di sela-sela pekerjaan ia membaca berbagai buku yang menambah pengetahuan dan wawasannya.
Ketika berusia belasan tahun, Adam pernah ditahan polisi Dinas Intel Politik di Sipirok (1934) dan dihukum dua bulan penjara karena melanggar larangan berkumpul. Pada usia 17 tahun ia telah menjadi ketua Partindo di Pematang Siantar (1934-1935) untuk aktif memperjuangkan kemerdekaan bangsa.
Pada usia 20 tahun, Adam menjadi salah seorang pelopor berdirinya kantor berita Antara (1937) yang berkantor di Jalan Pinangsia 38, Jakarta Kota.

Dengan bermodalkan satu meja tulis tua, satu mesin tulis tua, dan satu mesin roneo tua mengedarkan berita ke berbagai surat kabar nasional. Sebelumnya, ia sudah sering menulis di koran Pelita Andalas dan Majalah Partindo.
Di zaman Jepang, Adam aktif bergerilya bersama gerakan pemuda dalam memperjuangkan kemerdekaan. Mewakili kelompok pemuda, Adam sebagai pimpinan Komite Van Aksi, terpilih menjadi Ketua III Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) periode 1945-1947 yang bertugas menyiapkan susunan pemerintahan. Selain itu, Adam Malik adalah pendiri dan anggota Partai Rakyat, pendiri Partai Murba, dan anggota parlemen.
Akhir tahun lima puluhan, Adam Malik aktif di pemerintahan menjadi duta besar luar biasa dan berkuasa penuh untuk Uni Soviet dan Polandia. Karena kemampuan diplomasinya, ia menjadi ketua Delegasi Indonesia dalam perundingan Indonesia-Belanda, untuk penyerahan Irian Barat (1962). Setelah itu ia menjabat sebagai Menteri Koordinator Pelaksana Ekonomi Terpimpin (1965).
Ketika terjadi pergantian rezim pemerintahan Orde Lama, pada tahun 1966 Adam mengundurkan diri dari Partai Murba. Empat tahun kemudian ia bergabung dengan Golongan Karya (Golkar). Sejak tahun 1966-1977 ia menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri II/Menteri Luar Negeri (ad interim), dan Menteri Luar Negeri. Sebagai Menteri Luar Negeri dalam pemerintahan Orde Baru, Adam Malik menjadi wakil dalam berbagai perundingan dengan negara-negara lain termasuk rescheduling utang Indonesia di masa Orde Lama.
Bersama Menteri Luar Negeri negara-negara Asia, Adam Malik menjadi salah seorang tokoh terbentuknya ASEAN (1967). Ia dipercaya menjadi Ketua Sidang Majelis Umum PBB ke 26 di New York. Tahun 1977, ia terpilih menjadi Ketua DPR/MPR. Kemudian tiga bulan berikutnya, dalam Sidang Umum MPR (Maret 1978) terpilih menjadi Wakil Presiden Indonesia yang ke 3.
H. Adam Malik meninggal dunia di Bandung, 5 September 1984 karena penyakit kanker lever. Kemudian, isteri dan anak-anaknya mengabadikan namanya dengan mendirikan Museum Adam Malik.
Riwayat Karir :
- Wakil Presiden RI (1978-1983)
- Ketua MPR/DPR (1977-1978)
- Ketua Sidang Majelis Umum PBB ke-26
- Wakil Perdana Menteri II/Menteri Luar Negeri RI (1966-1977)
- Menko Pelaksana Ekonomi Terpimpin (1965)
- Ketua delegasi Indonesia-Belanda (1962)
- Duta besar di Uni Soviet dan Polandia (1959)
- Anggota Dewan Pertimbangan Agung-DPA (1959)
- Anggota Parlemen (1956)
- Ketua III Komite Nasional Indonesia Pusat (1945-1947)
- Menteri Luar Negeri (6 Juni 1968 - 28 Maret 1973)

Profesi : Wartawan (Pendiri LKBN Antara tahun 1937)

Organisasi :
- Pinisepuh Golongan Karya
- Pendiri Partai Murba (1946-1948)
- Pendiri Partai Rakyat (1946)
- Ketua Partindo di Pematang Siantar (1934-1935)
Sumber : http://kepustakaan-presiden.pnri.go.id

0 comments:

  © Blogger template 'Minimalist H' by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP